
Pendidikan Ideal Menurut Ki Hajar Dewantara
"Maksud pengajaran dan Pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). " -Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah pondasi dalam membangun sebuah bangsa yang maju. Pendidikan memegang peran vital dalam menjamin keberhasilan bangsa menuju peradaban. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dengan melihat bagaimana kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki.
Salah satu indikator dalam mengukur kualitas sumber daya manusia yang dimiliki suatu bangsa adalah dengan melihat bagaimana pendidikan bangsa itu sendiri. Di Indonesia, pendidikan bertujuan untuk mewujudkan generasi yang unggul, berkompeten, berdaya saing dan memiliki keperibadian yang berkarakter mulia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan berperadaban diperlukan sistem pendidikan yang ideal yang mendorong terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berdaya saing global.
Perhatian akan pentingnya pendidikan telah dilakukan oleh para tokoh pendiri bangsa. Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh yang turut andil dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Gagasan-gagasannya tentang pendidikan menjadikan beliau sebagai panutan bagi generasi setelahnya dalam membangun sistem pendidikan di Indonesia yang lebih baik. Bahkan berkat kiprah beliau dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara mendapat gelar sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Lalu, bagaimana sistem pendidikan yang ideal menurut Ki Hajar Dewantara?
Ki Hajar Dewantara sebagai seorang tokoh yang mempunyai perhatian besar terhadap bangsa ini telah meninggalkan gagasan yang begitu bermakna. Konsep pendidikan yang memerdekakan manusia adalah salah satu gagasan yang pernah diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara. Pendidikan yang memerdekakan dalam artian memberikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk bebas berekspresi, belajar, dan menemukan minat dan bakatnya masing-masing.
Implementasi dari gagasan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan haruslah memerdekakan telah diterapkan dengan adanya Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka yang telah diterapkan sejak dua tahun yang lalu adalah sebuh langkah yang telah membawa dampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kebebasan yang diberikan kepada guru untuk menentukan sistem pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik akan memberikan guru kesempatan untuk berkreasi dan berinovasi dalam melakukan kegiatan mengajar.
Bagi peserta didik, inovasi yang dilakukan oleh guru diharapkan mampu membawa suasana belajar lebih menyenangkan karena sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa menghilangkan eksistensi dari pembelajaran itu sendiri. Selain itu, adanya penerapan kurikulum merdeka dalam pembelajaran membuat peserta didik dapat mengeksplor minat dan bakatnya masing masing hingga tercapailah pada akhirnya generasi muda yang merdeka dalam belajar dan berkarya.
Ki Hajar Dewantara juga menekankan bahwa esensi dari pendidikan bukanlah sekadar berorientasi pada pencapaian secara teoritis semata. Pendidikan yang ideal menurut Ki Hajar Dewantara haruslah berorientasi pada perbaikan karakter peserta didik.
Dalam hal ini, produk dari pendidikan adalah terciptanya generasi yang mampu menghargai keberagaman yang ada disekitarnya, mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan yang didapat dalam proses pembelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang sejati tidak hanya sekadar bertujuan mentrasfer ilmu tetapi juga mentransfer nilai. Sehingga dengan kata lain, pendidikan diharapkan mampu membentuk karakter manusia menjadi manusia yang seutuhnya yang bermoral. Pendidikan yang hanya menjadikan angka sebagai tolok ukur kesuksesan tanpa adanya implementasi dari nilai-nilai pembelajaran hanyalah suatu hal yang sia-sia.
Selain itu, bagi Ki Hajar Dewantara pendidikan itu mendorong peserta didik untuk dapat berkembang, yakni pendidikan yang memberikan perubahan dan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar. Dalam hal ini, pendidikan hendaklah menghasilkan generasi yang mampu menebar manfaat baik di lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat luas. Pendidikan haruslah menghasilkan generasi yang cerdas. Tidak hanya cerdas intelektual tapi juga cerdas dan terampil dalam bertingkah laku.
Nilai-nilai pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara sangatlah relevan dengan perkembangan zaman dan membawa banyak kebermanfaatan apabila diterapkan disistem pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara telah mengajarkan kita untuk memiliki pandangan bahwa pendidikan harus memperhatikan kebutuhan dan potensi peserta didik. Pendidikan juga harus bersifat menyeluruh artinya pendidikan yang mencakup moral dan intelektual.
Kini, sudah saatnya kita kembali kepada cita-cita dan gagasan yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan Indonesia. Merefleksikan apakah pendidikan di Indonesia saat ini sudah ideal atau belum? Segala hal yang telah dilakukan dan memberikan perubahan postif bagi dunia pendidikan haruslah dilanjutkan secara kontinu. Harapan penulis semoga pandangan dan gagasan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan ini mampu kita aktulisasikan dalam kehidupan sehingga terwujudlah generasi yang unggul, berkompeten, berdaya saing dan memiliki keperibadian yang berkarakter mulia.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pendidikan Ideal Menurut Ki Hajar Dewantara", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/dzakwanariqah1922/646c3f904addee14c35b0002/pendidikan-ideal-menurut-ki-hajar-dewantara
Kreator: Dzakwan Ariqah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Sekolah Unggul, Kuncinya Guru
Sekolah Unggul, Kuncinya Guru Dec 02, 2024. Oleh: Biyanto* Setiap menjelang tahun ajaran baru, kita sering menjumpai perjuangan luar biasa dari sekolah untuk memperoleh siswa ba
Diterapkan Per Juli 2025, Program Sekolah Swasta Gratis Jakarta Dimatangkan
JAKARTA, KOMPAS — Program sekolah swasta gratis diyakini bakal mengurai masalah pendidikan di Jakarta. Namun, niat baik ini harus dikaji dengan matang agar tidak jadi